ATONEMENT : Penebusan Dosa

ATONEMENT

Penebusan Dosa

Oleh: Abdul Qoyyum Rusgandi

Doktrin agama Kristen tentang Penebusan dosa pada masa kini, yang adalah bahwa Yesus menyerahkan hidupnya diatas tiang salib untuk menebus dosa-dosa yang lain dan bahwa seseorang dapat mencapai surga dengan mempercayai faham penebusan dosa ini, adalah berdasarkan sangkaan dosa Adam. Kenyataannya, Hawa dapat lebih dipertahankan dari pada Adam sesuai dengan Bibel ketika ia membujuk Adam untuk memakan “buah” terlarang.

Bibel mengatakan :

Manusia itu menjawab : ” Perempuan yang Kautempatkan disisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan “. ( Kejadian 3 : 12 ).

Untuk menghadirkan /menggambarkan Yesus sebagai orang yang tidak berdosa disebabkan dia tidak mempunyai ayah, membuat hal itu lebih dipertanyakan, sebagaimana Yesus telah lahir hanya dari seorang wanita dan dan ia adalah wanita, menurut Bibel, yang telah memberikan buah terlarang kepada Adam. Dan lagi, apakah yang dikatakan Bibel mengenai seseorang yang lahir dari seorang perempuan ?

Lagi-lagi Bibel mengatakan :

” Bagaimana manusia benar dihadapan Allah, dan bagaimana orang yang dilahirkan perempuan itu bersih ? ” ( Ayub 25 : 4 ).

Kepercayaan terhadap penebusan dosa berdasarkan / bersandarkan atas dugaan bahwa setiap manusia adalah berdosa. Bibel membantah faham ini. Beberapa orang telah disebutkan benar seperti zakaria dan isterinya, Elisabet.

“Pada zaman Herodes, raja Yehuda, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet.

Keduanya adalah benar dihadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat “. ( Lukas 1 : 5-6 ).

Misi Yesus adalah kepada bangsa Israel, sebagaimana beliau sendiri jelaskan ( Matius 15 : 22 – 24 ), masalah mengenai taubat / penebusan dosa untuk semua orang yang berdosa tidak timbul, lebih jauh lagi, jika kematian diatas tiang salib telah dirihoi Tuhan, jika hal itu alat pembebasan manusia , ia tidak akan berusaha berdoa untuk pertolongan dimalam sebelum penyaliban.

Bibel mengatakan :Kira-kira jam tiga /10 berserulah Yesus dengan suara nyaring : ” Eli, Eli lama sabakhtani ? “Artinya : Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku. ( Matius 27 : 46 ).

Kenyataannya adalah bahwa Yesus tidak mati diatas salib dan menyayangkan penghambaan ini.Demikianlah, bahwa tidak ada dasar mengenai doktrin penebusan dosa.

Perjanjian Lama menceritakan jalan-jalan dan maksud-maksud yang berbeda yang dapat membawa pengampunan dosa. Hal ini menunjukkan bahwa faham pengampunan dan keselamatan dari tiang salib hanya melalui kepercayaan kematian Yesus diatas salib, hal ini tidak didukung Bibel. Bibel mengatakan :

” Dan umatKu, yang atasKu namanya disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajahKu, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka “. ( II Tawarikh 7 : 14 ).

Bibel menunjukkan bahwa ada beberapa macam perbedaan dosa. Beberapa diantara dosa-dosa itu tidak akan diampuni seluruhnya. Hal ini juga bertentangan dengan kepercayaan penebusan dosa.

Bibel mengatakan :

” Sebab itu Aku berkata kepadamu : segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni “. ( Matius 12 : 31 ).

Hal ini ditekankan lebih jauh lagi didalam Bibel bahwa setiap orang akan menanggung /memikul bebannya sendiri.

” Baiklah tiap orang memuji pekerjaannya sendiri:; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.

Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri “. ( Galatia 6 : 4-5 ).

“Setiap orang akan mati atas dosanya sendiri”. Berkata Hukum Bibel yang Yesus tidak datang untuk mengganti :

” Tetapi anak-anak mereka tidak dihukum mati olehnya, melainkan ia ( Amazia ) bertindak sesuai dengan apa yang tertulis dalam Taurat, yakni kitab Musa, di mana TUHAN telah memberi perintah : ” janganlah ayah mati karena anaknya, janganlah juga anak mati karena ayahnya, melainkan setiap orang harus mati karena dosanya sendiri.” ( II Tawarikh 25 : 4 ).

Didalam Yehezkiel, cara hukuman ini telah disebutkan dalam firman ini :

” Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.

Tetapi jika orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapanKu serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati”. ( Yehezkiel 18 : 20 – 21 ).

Bibel sangat terang-terangan dan dengan kuat telah meletakkan suatu kondisi bahwa seseorang harus memaafkan yang lainnya dengan tujuan supaya diampuni oleh Tuhan. Dalam dogma, teori, atau doktrin apapun seseorang dapat percaya, seseorang harus bertindak : seseorang harus memaafkan yang lainnya dengan tujuan supaya diampuni oleh “Bapa yang ada di sorga”.

Bibel mengatakan :

“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang disorga akan mengampuni kamu juga.

Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu”. (Matius 6 : 14 – 15 ).

Beberapa doktrin yang kontradiksi diatas tidak mendatangkan maksud Yesus . Ajaran-ajaran Bibel ini membantah doktrin penebusan dosa dan menunjukkan bahwa hal itu tidak menghadirkan pendirian Yesus yang benar.

Leave a comment